Perkembangan
IPTEK Di Desa Melung
Makalah
ini
Diajukan
untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah
Ilmu
Sosial Dasar
Disusun
Oleh :
NAMA :
MEI PAITA SARI
NPM :
14315115
KELAS :
1TA03
JURUSAN
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS
TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS
GUNADARMA DEPOK
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, karunia serta nikmat-Nya
kepada kita semua khususnya pada diri penulis sehingga penulisan makalah ini
telah diselesaikan. Sholawat serta salam tak lupa pula kami curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa
menjaga dan melaksanakan perintah agama sebagaiman Rasul memberikan pengajaran
kepada umatnya, yang semata-mata adalah memberikan cahaya islam kedalam
kehidupan manusia.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan
makalah tanpa bantuan dari berbagi pihak tidak akan terselesaikan, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
tidak bisa disebutkan satu-satu dalam membantu penyelesaian makalah ini. Selain
itu penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan dan banyak kesalahan ataupun kekeliruan dari berbagai
segi, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran serta masukan yang
bersifat membangun dari pembaca agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
Depok, 1
Januari 2016
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………ii
Daftar Isi…………………………………………………………………….iii
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar belakang……………………………………………………………1
1.2 Rumusan masalah
………………………………………………………3
1.3 Tujuan
makalah ………………………………………………………….3
BAB II :
Pembahasan
2.1 Pengertian
Ilmu pengetahuan,Teknologi,dan kemiskinan
……………..4
2.2 Hubungan
antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan………7
2.3 Masuknya
akses internet di desa Melung……………………………….8
2.4 Bagaimana
dengan pengelolaan website Desa Melung…………………10
2.5 Dampak
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap kemakmuran masyarakat Desa
Melung………………………………………………………11
2.6 Cara
mengoptimalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk kemakmuran masyarakat
…………………………………………………………………..12
BAB III :
Kesimpulan dan penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………13
3.2 Penutup……………………………………………………………….14
Daftar Pustaka / Sumber
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) adalah dua hal yang tak akan pernah bisa terlepaskan dari
kehidupan manusia. Apalagi, abad 21 ini adalah era globalisasi dimana hampir
semua kegiatan manusia menggunakan sistem teknologi. Yang mana perkembangan
teknologi sangatlah pesat, dalam hal ini teknologi sangat berpengaruh di kehidupan
sosial kita. Apalagi jika kita amati lebih jauh, IPTEK sangat berpengaruh pada kehidupan
sosial.Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyonsong
masa depan, sudah diberi kepercayaan yang mendalam. Dia dapat mempermudah kegiatan
manusia, meskipun mempunyai dampak sosial yang muncul sering lebih penting
artinya daripada kehebatan teknologi itu. Kita misalkan saja manusia yang bisa
memanfaatkan IPTEK maka akan memiliki status pendidikan yang tinggi. Oleh
karena itu orang yang berpendidikan tinggi identik dengan status sosial yang
tinggi. jika status sosial seseorang tinggi maka tingkat kemakmurannya juga
akan tinggi pula. Untuk itulah jika diamati dengan seksama maka terdapat
hubungan yang sangat kuat antara IPTEK dengan kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan
masyarakat maka akan meliputi kemakmuran dan kemiskinan. Bilamana masyarakat
bisa makmur apabila berhasil mengikuti dan menggunakan perkembangan IPTEK maka
masyarakat tersebut termasuk masyarakat yang sejahterah, dan sebaliknya,
masyarakat yang tidak dapat mengikuti IPTEK dengan baik maka terjadi
kemiskinan.Kemiskinan sendiri merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,
sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi
fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan makmur. Berbicara tentang
kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan lain, seperti persepsi manusia
terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial dan persoalan
yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi
memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi kemiskinan di tengah masyarakat.
Kemiskinan memang
menjadi masalah yang serius dalam menghadang kemajuan IPTEK. Hal ini
disebabkan, masyarakat miskin dipastikan tidak akan bisa menikmati kemajuan
teknologi. Malah yang terjadi masyarakat miskin akan menghambat perkembangan
teknologi. Bukan hanya itu saja, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memberikan
dampak dalam sektor ekonomi sehingga masyarakat akan terseleksi dan membuat
mereka menjadi miskin ketika dampak IPTEK mulai merajarela.Untuk itulah, perlu
adanya pemahaman yang mendalam antara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
dengan kemiskinan serta kemakmuran masyarakat sehingga ada kemungkinan muncul
sebuah kesalahan persepsi mengenai IPTEK yang sangat erat kaitannya dengan
kemunculan kemiskinan yang terus berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah diatas dapat kami rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari
Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Kemiskinan?
2. Apa hubungan antara
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan?
3. kapan desa Melung
mengenal akses internet ?
4. Bagaimana dengan
pengelolaan website Desa Melung?
5. Bagaimana dampak
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap kemakmuran masyarakat desa Melung?
6. Bagaimana cara
Mengoptimalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk kemakmuran masyarakat desa
Melung?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulis menyusun makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi
dan maksud dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
2. Mengetahui hubungan
antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
3. Mengetahui kapan desa Melung mengenal akses
internet
4. Mengetahui
pengelolahan website Desa melung
5. Mengetahui dampak
ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap kemakmuran masyarakat Desa Melung
6. Memahami cara
optimalan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk kemakmuran masyarakat
BAB
11
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Ilmu pengetahuan,Teknologi,dan kemiskinan
A. Ilmu
pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
berasal dari dua kata, yaitu “ilmu” dan “pengetahuan” yang memiliki arti
tersendiri. Keseluruhannya telah lama dipersoalkan oleh ahli filsafat seperti
socrates, plato, dan aristoteles dimana teori ilmu pengetahuan merupakan cabang
atau sistem filsafat. Oleh J.P Farrier dalam institutes of metaphiscs (1854),
pemikiran tentang teori pengetahuan itu disebut ”epistemologi”
(epistem=pengetahuan, logos=pembicaraan/ilmu).
Menurut immanuel kant
pengetahuan merupakan persatuan budi dan pengalaman. dari berbagai macam
pandangan tentang pengetahuan di peroleh sumbe-sumber pengetahuan berupa ide,
kenyatan, kegiatan akal-budi, pengalaman, sentesis budi atau meragukan karena
tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Untuk membuktikan
apakah isi pengetahuan itu benar,perlu berpangkal pada teori-teori kebenaran
pengetahuan. Teori pertama bertitik tolak adanya hubungan dalil,dimana
pengetahuan dianggap benar apabila dalil(proposisi) itu mempunyai hubungan dengan
dalil (proposisi) yang terdahulu.kedua, pengetahuan itu benar apabila ada
kesesuaian dengan kenyataan, bahwa pengetahuan itu benar apabila mempunyai
konsekuensi praktis dalam diri yang mempunyai pengetahuan itu.
Banyaknya teori dan
pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu definisi ilmu
pengetahuan akan mengalami kesulitan sebab, membuat suatu definisi dari
definisi ilmu pengetahuan yang dikalangan ilmuan sendiri sudah ada keseragaman
pendapat, Hanya akan merangkap dalam tautologies (pengulangan tanpa membuat
kejelasan) dan pleonasme atau mubazir saja.Dalam penerapan sebuah ilmu
pengetahuan akan memunculkan sebuah hambatan sosial. Hal ini disebabkan, pola
pikir ilmiah tidak mempertimbangkan nilai moral dan dampak terhadap sosial ekonomi.Sebab
manusia tidak selalu sadar dengan hal ini,dan manusia yang paling sederhanapun
hanya sedikit peduli terhadap sosial ekonomi.
Contoh sederhana tapi
mendalam terjadi pada masyarakat mistis.
Dalam masyarakat tersebut ada kesatuan dari pengetahuan (mitis ) dan perbuatan
(sosial), demikian pula hubungan sosial
di dalam suku dan kewajiban individu sudah terang, argumen ontologis, kalau
meminjam teori plato berteori tentang wujud dan hakikat yang ada. Keadaan sekarang
sudah berkambang sehingga manusia sudah mampu
membedakan antara ilmu pengetahuan(kebenaran) dan ilmu etika(kebaikan). Maka yang pertama
dipentingkan bukan “apa” melainkan
“bagaimana” dapat menghubungkan ilmu
pengetahuan dengan etika dalam
suatu sikap yang dapat dipertanggung jawabkan.
Alasan lain untuk
mengintegrasikan kedua bidang tersebut ialah karena dalam
perkembangan-perkembangan ilmu modern, pengetahuan manusia telah mencapai
lingkupnya yang paling luas, dimulai dengan pikiran antologis, kemudian gauli, rahasia-rahasianya
dimanfaatkan bagi manusia. Timbul kesan seolah- olah pengetahuan ilmiah
merupakan suatu tujuan tersendiri (ilmu demi ilmu). Bahkan ada ilmu pengetahuan
murni, jadi lepas dari apa yang ada di
luar ruang lingkup ilmu, lepas dari masyarakat dan hidup sehari-hari. Di sini
manusia berhadapn dengan pertanyaan
–pertanyaan mengenali kebaikan dan kejahatan, kesadaran politik, nilai-nilai
religius, dan sebagainya. Oleh pandangan ini kaidah etis etis beserta
lain-lainnya di cap sebagai sosial akstra ilmiah (diluar dibidang ilmu).
Sekarang tidak dapat
netral dan bersikap netral lagi terhadap
ilmu penyelidikan ilmiah. Karena manusia hidup dalam suatu dunia, hasil ilmu
pengetahuan dapat membawa pada malapetaka yang belum pernah kita bayangkan sehingga
perlu etika ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya jalan keluar. Lebih lanjut
diakui oleh filsafat modern, bahwa manusia dalam pekerjaan ilmiahnya tidak hanya bekerja dengan akal budinya,
melainkan dengan seluruh eksitensinya, dengan seluruh keadaannya, dengan
hatinya, dengan panca inderanya sehingga
manusia, dalam mengambil keputusannya, membuat pilihannya terlebih dahulu,
mendapapat pertimbangannya terlebih dahulu, mendapat pertimbangan dengan
pengajaran agama, dan nialai-nilai atau norma kesusilaan. Konteks ilmu dengan
ajaran agama dalam rangka meeningkatkan ilmuan itu sendiri sejajar dengan
orang-orang yang beriman pada derajat yang tinggi, sebagai pemegang alamat dan akan tetap memperoleh pahala.
B. Teknologi
Istilah teknologi
berasal dari kata techne dan logia. Kata yunani kuno techne berarti seni
kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti
seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya
keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu
pola, langkah, dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik.
Sampai pada permulaan
abad XX
ini, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan merangkum suatu
rangkaian sarana, proses, dan ide disamping alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan
arti itu berjalan terus sampai
pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi sebagai sarana atau aktifitas
yang dengannya manusia berusaha mengubah dan menangani lingkungan. Ini
merupakan suatu pengertian yang sangat luas karena setiap sarana perlengkapan
maupun kultural tergolong suatu teknologi.
Teknologi dianggap
sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan itu menuju
pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Kecenderungan ini pun mempunyai suatu
akibat dimana kalau teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan,
dalam perwujudan tersebut maka dengan sendirinya setiap jenis
teknologi/sebagian ilmu pengetahuan dapat ada tanpa berpasangan dengan ilmu
pengetahuan dan pengetahuan tentang teknologi perlu disertai oleh pengetahuan
akan ilmu pengetahuan yang menjadi pasangannya.
Demikianlah teknologi
adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya alam untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum
dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunaan berbagai sarana yang
tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.
C. Kemiskinan
Menurut Petirin A.
Sorokin, bahwa stratifikasi soisal ( social stratification ) adalah perbedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas – kelas secara bertingkat ( secara
hierarakis ). Perwujudannya adalah adanya kela-kelas tinggi dan kelas yang
lebih rendah. Selanjutnya Sorokin menjelaskan bahwa dasar dan inti
lapisan-lapisan dalam masyarakat adalah karena tidak ada keseimbangan dalam
pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, kewajiban-kewajiban dan tanggung
jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat.
Lapisan-lapisan ini dalam masyarakat itu ada sejak manusia mengenal kehidupan
bersama dalam masyarakat. Mula-mula lapisan-lapisan didasarkan pada pembedaan
jenis kelamin, perbedaan antara pemimpin dan yg dipimpin, pembagian kerja dan
sebagainya. Semakin kompleks dan majunya pengetahuan dan teknologi dalam
masyarakat, maka system lapisan-lapisan dalam masyarkat akan semakin kompleks
pula.Kemiskinan menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/ BKKBN adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan
juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya untuk memenuhi
kebutuhannya.
Kemiskinan memang
merupakan sebuah dampak negatif dari sebuah perkembangan IPTEK yang semakin
pesat tanpa di iringi dengan ekonomi yang mumpuni, sehingga menimbulkan kaum
miskin yang tertinggal akan IPTEK. Hal ini bisa terlihat dengan penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga robotic pada perusahaan sebagai dampak dari
perkembangan IPTEK, tanpa di iringi dengan pemikiran terhadap kaum buruh yang
miskin. Hal ini tentu saja membuat mereka menjadi kalah atau tersingkir akibat
dari kemajuan IPTEK.
2.2
Hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
Ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk
memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa”
sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu
badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan
proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi.
Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung
ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia
(satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah
dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu
pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral
dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau
mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu
mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama. Ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat
dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain
dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.Dalam hal kemiskinan struktural,
ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat
dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan
teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya
perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh
struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber
kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Semuanya merupakan sub sistem
atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Rata-rata orang yang
hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca maupun menulis. sedangkan
salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu pengetahuan. Dengan
dapat membaca dan menulis, seorang pemulung sampah bisa berkesempatan
mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak uang. Dengan
ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang pengamen untuk berpikir kreatif dan
memulai membuka suatu usaha dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
2.3Masuknya
akses internet di desa Melung
Di tahun 2008 kepala desa Budi satrio, menyadari
lokasi desanya yang amat terpencil dan tersisih dari derasnya arus informasi di
luar sana. Informasi hanya dapat diperoleh dari surat kabar, tapi cuma bisa
diakses segelintir warga. Infrastruktur telekomunikasi sudah mulai menjangkau
Melung, tapi jauh dari memadai; untuk tidak bilang memprihatinkan. Bermodalkan
Rp1,5 juta, yang diambil dari kas desa, Budi lalu menyewa jaringan Telkom
Flexi, lengkap dengan koneksi Internetnya. Di tahun 2009, mereka beralih ke
Telkom Speedy.Namun, instalasi jaringan Telkom Speedy tak semulus yang
dibayangkan. Karena keterbatasan jaringan, koneksinya tidak bisa menjangkau
Balai Desa Melung. Lagi-lagi Budi dipaksa memutar otak. Tak lantas patah arang,
dia pun menemukan siasat: menyambung jaringan Speedy terdekat dengan rumahnya,
yang berjarak satu kilometer dari Balai Desa.Untuk meneruskan koneksi Internet
agar bisa sampai ke Balai Desa, mengambil dana lagi dari kas desa sebesar Rp4,5
juta. Dana itu untuk membeli antena pemancar dan penerima. Alat pemancar dan
penerima yang dibelinya adalah antena omni. Ini antena nirkabel sederhana,
berwujud tiang panjang menyerupai busur panah. Fungsinya pun tak mewah, cuma
untuk memperluas area jangkauan sinyal Wi-Fi. Semakin besar volume dBi, maka
semakin luas atau jauh pula area yang bisa dijangkau. Sedikit demi sedikit, jangkauan Internet
diperluas.Selain di rumah Budi di Dusun Gerembul Melung dan Balai Desa, antena
omni juga dipasangkan di gedung SMP Negri 3 Kedung Banteng. Ini sebagai entry
point Internet untuk dua dusun lain, yaitu Gerembul Depok dan Gerembul
Kaliputra Infografik: Sistem Internet Desa Melung). Untuk satu antena omni,
diperlukan biaya Rp1,2 juta. Total, dia merogoh Rp3,6 juta untuk tiga antena.
Untuk antena yang menyebar sinyal hotspot di Balai Desa, dibeli seharga Rp475
ribu. "Menggunakan router. Alat ini dipasang di tempat yang tinggi
menggunakan pipa, supaya bisa menjangkau seluruh area Balai Desa," Budi
menerangkan.
Router yang sama
dipakai di Gerembul Depok dan Gerembul Kaliputra agar koneksi Wi-Fi merata. Per
bulan, Pemerintah Desa Melung menyisihkan Rp219 ribu untuk berlangganan Paket
Sosial, paket Internet Telkom Speedy yang paling terjangkau.Untuk meringankan
beban, biaya pemasangan jaringan ini dibagi dua antara Pemerintah Desa Melung
dan SMP Negeri 3 Kedung Banteng. Tanpa
diduga, antusiasme warga meledak. Perlahan tapi pasti, mulai dari bocah sampai
orang tua melahap "makanan baru" bernama Internet itu. Satu demi satu
warga mulai berburu PC dan laptop murah, sampai ponsel bekas, supaya bisa
menikmati Internet. Bagi yang kurang mampu, dipersilakan menggunakan komputer
di Balai Desa. Tak pelak, jumlah netter di Desa Melung terus berkembang.Hari
ini, dari empat Rukun Warga di Desa Melung, tiga di antaranya sudah dijangkau
penuh oleh jaringan Wi-Fi, meliputi Gerembul Melung, Gerembul Depok, dan
Gerembul Kaliputra.Yang tersisa tinggal Gerembul Salarendeng.Memang, Budi
mengakui, manfaat ekonomi yang langsung dinikmati warga Melung belum terlihat.
Sejauh ini, akses Internet baru memudahkan warga memperoleh dan saling berbagi
informasi. Seperti di kota hampir setiap warga Melung memiliki akun Facebook
dan Twiter. Di tingkat Desa, Budi dkk membuat website www.melung.desa.id. Di
Web ini, pemerintah desa dapat menuliskan seluruh informasi dan kegiatan yang
berkaitan dengan Desa Melung. Margino membagi pengelolaan sistem teknologi
informasi di Melung menjadi dua.Pertama, pengelolaan jaringan Internet
menggunakan akses Wi-Fi, termasuk software berbasis open source. Kedua,
pengelolaan website Desa Melung.Dalam mengurus jaringan Internet, Margino tidak
sendirian. Dia dibantu oleh teknisi juga warga desa setempat--yang bersiaga 24
jam jika terjadi kerusakan. Untuk sistem operasi, Margino memastikan segenap
perangkat desa tidak lagi menggunakan Windows, tapi yang berbasis open
source.Selain mudah diaplikasikan dan gratis, menurutnya, penggunaan sistem
operasi open sourcerelatif lebih aman dari ancaman virus. Beberapa tahun lalu,
Margino mengisahkan, semua perangkat komputer di Balai Desa ngadat karena
terinfeksi virus.Masalah itu teratasi sejak kami menggunakan sistem operasi open
source. Lebih aman, murah juga. Kami tak perlu membeli sistem operasi yang
mahal, sampai 15 juta rupiah per tahun,
2.4
Bagaimana dengan pengelolaan website Desa Melung
pembagian tugas meliputi berbagai hal terkait
pengelolaan data--mulai dari data kependudukan, data potensi sumber daya alam,
beragam peristiwa di desa, serta beragam informasi kegiatan desa.Supaya
pengunjung website bisa mengetahui potensi Desa Melung seperti pertanian,
peternakan, dan seni budaya. Semua ada. Lengkap. Bahkan, kami juga mempunyai
daftar warga yang menjadi TKI di luar negeri. Jadi bisa dikontrol,
mengantisipasi kalau terjadi sesuatu.Untuk dicatat, selama ini petugas
mengelola website Desa Melung melalui ponsel pintar di genggaman tangannya.
2.5
Dampak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap kemakmuran masyarakat Desa
Melung
Sejauh ini, keberadaan
Internet telah banyak dimanfaatkan oleh warga masyarakat, meski baru sebatas
mengenal situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter. Tapi beberapa
sudah mulai mencari-cari informasi tentang pertanian dan usaha,ungkap
Khoerudin.Dalam perkembangannya nanti, dia berharap warga mulai memanfaatkan
Internet untuk memasarkan produk setempat dan bersiap menyambut era e-commerce.
Melung kini menjadi inspirasi sekaligus sekolah" bagi desa-desa lain, di
dalam maupun luar Kabupaten Banyumas.Mantan kepala desa Budi satrio menjelaskan
program Internet Melung menjadi embrio lahirnya Gerakan Desa Membangun. Ini
sebuah gerakan yang dilandasi semangat membangun desa dengan berbasiskan
Internet dan teknologi informasi, secara mandiri dan swadaya. Gerakan ini
mencakupi sejumlah kegiatan mendasar, seperti membangun jaringan Internet,
menggunakan sistem open source pada perangkat komputer, serta membuat website
gratis. Sejauh ini, sudah sekitar 30 desa yang bergabung dalam gerakan
ini.Gerakan Desa Membangun yang dirintis dari Desa Melung terus berkembang. Di
wilayah Kabupaten Banyumas saja tercatat lebih dari 28 desa yang terlibat.
Gerakan ini juga berkembang pesat di sejumlah daerah lain di Indonesia,i,
bangga, sembari berapi-api menekankan bahwa ini gerakan swadaya masyarakat.
Tanpa harus menggunakan anggaran pemerintah yang terkadang hanya berorientasi
proyek, sementara program yang dijalankan nyaris tidak ada.Hal ini diamini
Djadja Achmad Sardjana, pakar teknologi informatika ITB. Dia berpendapat
Gerakan Desa Membangun bisa menjadi nafas baru rakyat pedesaan dalam membangun.
Ini gerakan desa membangun, bukan membangun desa, kata Djadja. Dia juga
mengkonfirmasikan betapa virus Internet telah mulai menyebar dari Melung ke
desa-desa lain di luar Banyumas. Salah satunya adalah Desa Mandalamekar di
Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya. "Bahkan, di Mandalamekar, kepala desa di
sana sudah membuat program jangka panjang 25 tahun untuk membangun desa.
2.6 Cara mengoptimalkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi untuk kemakmuran masyarakat
Ibaratkan sebuah pedang
bermata pisau, itulah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Apabila digunakan dengan
optimal serta menggunakannya dengan baik maka akan membuat masyarakat menjadi
makmur, menjadikan masyarakat lebih maju. Dengan begitu IPTEK akan memajukan
masyarakat dari berbagai sektor. Misalkan saja dari sektor ekonomi dengan
penemuan teknologi untuk mempercepat hasil pertanian yang membuat keuntungan
masyarakat bertambah. Dari sektor sosial, jika IPTEK dapat di optimalkan dengan
baik maka setiap masyarakat akan memiliki kelas sosial yang lebih tinggi
sehingga akan bisa lebih dihormati oleh orang lain.Penggunaan IPTEK juga harus
di sesuaikan dengan berbagai faktor yang ada sehingga tidak bertentangan juga
dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat tersebut agar tidak terjadi
kesalahpahaman antara masyarakat dari golongan pemakai IPTEK dengan masyarakat
yang belum terlalu memakai IPTEK dalam kehidupan mereka.
BAB
111
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. Terutama dalam
perkembangannya yang semakin pesat dari tahun ke tahun. Masyarakat mau tidak
mau harus mengikuti perkembangan yang ada demi kemudahannya dalam beraktifitas,
tetapi faktor penybaran perekonomian yang tidak merata menyababkan hal-hal yang
ingin dicapai tidak dapat berjalan dengan maksimal.Hanya kalangan ekonomi menengah
keatas atau kaum yang tergolong makmur yang bisa merasakan dari perkembangan
IPTEK yang saat ini berkembang dnegan pesat. Sebaliknya, kaum miskin akan
semakin tersingkir dengan IPTEK yang semakin maju.
Ilmu pengetahuan,
teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Teknologi diciptakan
oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia, melindungi dari
malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi
kebutuhan pokok manusia.Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki
kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK
maka ia akan berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi
siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh
pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini.Bila di zaman yang modern ini
masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin
saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan
cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi dizaman ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdulsyani. Sosiologi,
skematika, teori, dan terapan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Ace, Partadireja.
(1981). Ekonomik Etik, pada pengukuran Guru Besar Ekonomi
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Ritzer, George.
sosiologi ilmu pengetahuan berparadigma ganda.
Rosyidi,
Suherman.(2006).Pengantar Teori Ekonomi.Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada.
Netltjie, Harmawan.(1996).MKDU
Ilmu Sosial Dasar. Malang : Gunadarma
Sagir,Soeharsono.(2009).Kapita
Selekta Ekonomi Indonesia. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
http://cardcaptor-dyah39.blogspot.com/2011/11/tema-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://arsenal-holic.blogspot.com/2012/12/tugas-8-isd-ilmu-pengetahuan-tekhnologi.html
http://chacaatmika.blogspot.com/2011/09/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://ainuttijar.blogspot.co.id/2013/07/melung-kisah-sebuah-desa-internet-di.html
http://sorot.news.viva.co.id/news/read/428560-melung--kisah-sebuah-desa-internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar