Minggu, 27 Desember 2015

TUGAS 3 KONFLIK SOSIAL ANTARA PRIBUMI DAN NON PRIBUMI (CHINA) DI PEKALONGAN JAWA TENGAH 1995

KONFLIK  SOSIAL ANTARA PRIBUMI DAN NON PRIBUMI (CHINA) DI PEKALONGAN JAWA TENGAH 1995
Makalah ini
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah
Ilmu Sosial Dasar




Disusun Oleh :
           
NAMA                            : MEI PAITA SARI
NPM                                : 14315115
KELAS                          : 1TA03




JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK
2015




KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “KONFLIK SOSIAL ANTARA PRIBUMI DAN NON PRIBUMI (CHINA ) DI PEKALONGAN JAWA TENGAH 1995.”
Makalah ini berisikan tentang informasi tentang konflik sosial antara pribumi dan non pribumi (china ) di pekalongan jawa tengah tahun 1995. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pentingnya menjaga perdamaian,menyelesaikan masalah secara hukum tentang penyimpangan sosial yang dilakukan warga non pribumi (china) pada tahun 1995.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Depok,20 Desember 2015
Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………ii

Daftar Isi…………………………………………………………………….iii

BAB I : Pendahuluan
1.1      Latar belakang……………………………………………………………1
1.2     Rumusan  masalah  ………………………………………………………2
1.3     Tujuan makalah ………………………………………………………….2

BAB II  : Pembahasan
2.1     Definisi prasangka,diskriminatif,eknosentrisme…………………………..3
2.2     Latar belakang terjadinya konflik sosial di kota pekalongan………………5
2.3     Terjadinya konflik sosial antara warga pribumi dan  non pribumi  (china)
     di kota pekalongan…………………………………………………………5
2.4     Bagaimana penanganan  kerusuhan antara warga pribumi dengan warga
           etnis cina…………………………………………………………………..7

BAB III  : Kesimpulan dan penutup
3.1      Kesimpulan……………………………………………………………10
3.2      Penutup……………………………………………………………10

Daftar Pustaka / Sumber



                                                   
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG

Indonesia adalah suatu Negara yang banyak mempunyai beraneka ragam suku,etnis,ras dan agama. Banyak sekali kekayaan alam yang tersebar di Sabang sampai Merauke. Tidak hanya kaya akan alam tetapi Indonesia juga kaya akan budayanya berupa suku, etnis, ras, dan berbagai agama (SERA) yang berbeda – beda dan setiap daerah mempunyai budaya masing-masing. Suku-suku di daerah pedalaman Indonesia masih kental akan warisan nenek moyang mereka, yang dijaga dan dilestarikan secara turun temurun dari jaman dulu sampai saat ini. Semua keragaman yang ada di Indonesia tercipta dari kehidupan sehari-hari yang dijalani oleh masyarakat, sehingga muncul berbagai variasi baru dalam bentuk budaya, baik hasil dari penciptaaan budaya baru maupun dari kebiasaan masyarakat. Ada nilai positif dan negatif dari keanekaragaman yang ada di Indonesia. Sisi positifnya adalah Indonesia akan penuh dengan keragaman budaya, karena tidak semua Negara mempunyai keanekarageman seperti yang ada di Indonesia.Sisi negatifnya adalah rawan terjadi konflik di kalangan masyarakat. Hal ini perlu perhatian serius dari semua kalangan karena jika tidak dipandang secara serius, akan terjadi konflik yang berujung pada tindak kekerasan sampai pembunuhan. Jika terjadi konflik di kalangan masyarakat secara terus menerus, tentunya akan menurunkan citra Indonesia di mata internasional serta mengancam ketahanan nasional.Bukan hanya ketahanan yang akan terancam tetapi persatuan dan kesatuan antar masyarakat di Indonesia juga akan terpecah sehingga mengakibatkan banyak Negara yang akan memanfaatkan keadaan tersebut. Konflik yang terjadi di Papua harus segera di selesaikan dan dipastikan tidak ada perbedaan yang akan menimbulkan suatu konflik. Oleh karena itu, pemahaman tentang “Bhinneka Tunggal Ika” masih harus di tanamkan kepada setiap warganegara Indonesia agar tidak terjadi perpecahan. Dan ini menjadi tanggung jawab kita semua sebagai wargaIndonesia bukan hanya pemerintah saja.



1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat kami rumuskan masalah sebagai berikut  :
1)  Apa definisi prasangka,diskriminasi,eknosentrisme?
2) Bagaimana latar belakang terjadinya konflik sosial di kota pekalongan?
3)Apa terjadinya konflik sosial antara warga pribumi dan  non pribumi (etnis china ) di kota pekalongan ?
4)  Bagaimana penanganan  kerusuhan antara warga pribumi dengan warga etnis cina ?



1.3  TUJUAN MAKALAH
Adapun  tujuan penulis menyusun makalah ini  adalah sebagai berikut :
1.  Mengetahui  definisi prasangka diskriminasi serta ekosentrisme
2.   Mengetahui latar belakang terjadinya konflik sosial di kota pekalongan
3. Mengetahui terjadinya konflik sosial antara warga pribumi dan warga non pribumi (etnis china ) di kota pekalongan
4. Mengetahui bagaimana penanganan kerusuhan antara warga pribumi dengan warga etnis china










BAB 11
PEMBAHASAN

2.1 Definisi prasangka,diskriminatif,eknosentrisme

a.     Definisi prasangka
Prasangka adalah sikap (biasanya negatif) kepada anggota kelompok tertentu yang semata-mata didasarkan pada keanggotaan mereka dalam kelompok (Baron & Byrne, 1991). Misalnya karena pelaku pemboman di Bali adalah orang Islam yang berjanggut lebat, maka seluruh orang Islam, terutama yang berjanggut lebat, dicurigai memiliki itikad buruk untuk menteror. Sementara itu, Daft (1999) memberikan definisi prasangka lebih spesifik yakni kecenderungan untuk menilai secara negatif orang yang memiliki perbedaan dari umumnya orang dalam hal seksualitas, ras, etnik, atau yang memiliki kekurangan kemampuan fisik. Soekanto (1993) dalam ‘Kamus Sosiologi’ menyebutkan pula adanya prasangka kelas, yakni sikap-sikap diskriminatif terselubung terhadap gagasan atau perilaku kelas tertentu. Prasangka ini ada pada kelas masyarakat tertentu dan dialamatkan pada kelas masyarakat lain yang ada didalam masyarakat. Sudah jamak kelas atas berprasangka terhadap kelas bawah, dan sebaliknya kelas bawah berprasangka terhadap kelas atas. Sebagai contoh, jika kelas atas mau bergaul dengan kelas bawah maka biasanya kelas atas oleh kelas bawah dicurigai akan memanfaatkan mereka. Bila kelas bawah bergaul dengan kelas atas dikira oleh kelas atas akan mencuri dan sebagainya.Sebagai sebuah sikap, prasangka mengandung tiga komponen dasar sikap yakni perasaan (feeling), kecenderungan untuk melakukan tindakan (Behavioral tendention), dan adanya suatu pengetahuan yang diyakini mengenai objek prasangka (beliefs). Perasaan yang umumnya terkandung dalam prasangka adalah perasaan negatif atau tidak suka bahkan kadangkala cenderung benci. Kecenderungan tindakan yang menyertai prasangka biasanya keinginan untuk melakukan diskriminasi, melakukan pelecehan verbal seperti menggunjing, dan berbagai tindakan negatif lainnya. Sedangkan pengetahuan mengenai objek prasangka biasanya berupa informasi-informasi, yang seringkali tidak berdasar, mengenai latar belakang objek yang diprasangkai. Misalnya bila latar belakang kelompoknya adalah etnik A, maka seseorang yang berprasangka terhadapnya mesti memiliki pengetahuan yang diyakini benar mengenai etnik A, terlepas pengetahuan itu benar atau tidak.Prasangka merupakan salah satu penghambat terbesar dalam membangun hubungan antar individu yang baik (Myers, 1999). Bisa dibayangkan bagaimana hubungan interpersonal yang terjadi jika satu sama lain saling memiliki prasangka, tentu yang terjadi adalah ketegangan terus menerus. Padahal sebuah hubungan antar pribadi yang baik hanya bisa dibangun dengan adanya kepercayaan, dan dengan adanya.

b.    Definisi diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia,
Ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu:
1.       Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
2.       Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat  netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan
c.      Definisi ekosentrisme
Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.Setiap suku bangsa atau ras tertentu memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda dan sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa ras tersebut cendrung menganggap kebudayaan  mereka sebagai salah satu prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebagainya. Segala yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki, dipandang sebagai, dipandang  sebagai suatu yang kurang baik, kurang estetis, dan bertentang dengan kodratnya.
2.2 Latar belakang terjadinya konflik sosial di kota pekalongan
Kerusuhan pada tanggal 24 November 1995 dipicu oleh adanya penyobekan kitab suci Al Qur’an yang dilakukan oleh seorang warga etnis Tionghoa.Menurut laporan dari Berita Acara Pemeriksaan Saksi yang dilakukan oleh pihak Kepolisian Pekalongan, penyobekan kitab suci tersebut dilakukan pada tanggal 22 November 1995, sekitar pukul 05.15.
2.3 Terjadinya konflik sosial antara warga pribumi dan  non pribumi (etnis china ) di kota pekalongan
Hari Rabu, tanggal 22 November 1995, pukul 05.15 WIB, terjadi penyobekan Al Qur’an di toko Sinar Matahari jalan Hayam Wuruk No. 230, Pekalongan. Pelaku seorang warga etnis Tionghoa, bernama (JST), umur 42 tahun yang menderita sakit jiwa. Kejadian tersebut disaksikan oleh sekitar lima orang warga pribumi.
Kejadian di pagi hari tersebut mengundang kemarahan masyarakat Pekalongan. Massa berusaha untuk membawa pelaku dan minta pertanggungjawaban keluarga pelaku. Akan tetapi keluarga pelaku menolak, dan memberi informasi kepada masyarakat kalau pelaku seorang yang sakit jiwa.  Rabu, tanggal 22 November 1995 pukul 21.00 WIB, masyarakat Pekalongan melampiaskan kemarahannya dengan cara melempari rumah-rumah milik etnis Tionghoa. Pada peristiwa tersebut, pura dan gereja juga menjadi sasaran amuk massa. Esoknya, masyarakat kembali melakukan tindak pengrusakan, yang menjadi sasaran adalah SMA Masehi. Hari Jumat, 24 November 1995, massa kembali berarak menuju rumah pelaku dan sebuah rumah milik keluarga pelaku dijebol oleh massa. Petugas dibantu ormas Islam berhasil mengendalikan situasi.
Detail Peristiwa
Hari Rabu tanggal 22 November 1995, sekitar pukl 19.00 WIB, massa mulai turun ke jalan. Aparat keamanan yang telah bersiap sejak muncul peristiwa penyobekan Al Qur’an, dengan cara memblokade jalan Hayam Wuruk tidak berhasil menahan gerak warga masyarakat. Massa berjalan sambil melempari toko-toko milik warga etnis Tionghoa. Gema takbir mengiringi laju para demostran. Lokasi yang menjadi sasaran amuk massa adalah sepanjang Jalan Hayam Wuruk, Jalan Cipto Mangunkusumo, Jalan Sudirman, Jalan Wahidin, Jalan KH Mansyur, Jalan Merdeka, dan Jalan Sultan Agung. Beberapa kendaraan yang diparkir di jalan-jalan itu juga hancur, diamuk massa.
Peristiwa yang berawal di dalam kota tersebut, kemudian juga menjalar ke luar. Pabrik tekstil Lokatek yang terletak di Pekalongan Barat, tidak luput dari aksi amuk massa. Pabrik dirusak, dan sebuah bis perusahaan dibakar. Pabrik tekstil lainnya yang dijadikan sasaran adalah pabrik tekstil Kismatik, namun kerugian yang diderita tidak separah di Lokatek. Di daerah Pekalongan Timur, aparat keamanan menemukan bom Molotov beserta hulu ledak. Peristiwa di Pekalongan itu berlangsung sekitar empat jam. Peristiwa tersebut bersifat spontan dan berada di luar kendali.

2.4 Bagaimana penanganan  kerusuhan antara warga pribumi dengan warga etnis cina ?
Tanggal 22 November 1995 aparat kepolisian datang ke tempat kejadian, beberapa saat setelah mendapat laporan. Aparat kepolisian yang hanya beberapa orang tersebut, akhirnya meminta bantuan tambahan personil, setelah massa mulai beringas. Bantuan personil dari pihak kepolisian cukup membantu menangani masalah, setidaknya arus lalu lintas yang mulai macet dan kacau bisa dikendalikan, juga massa yang berjubel mulai dikendalikan. Kepolisian juga memanggil para saksi mata, juga keluarga si pelaku. Pelaku sendiri kemudian dikirim ke rumah sakit.Sekwilda, pada hari yang sama, yakni Rabu 22 November 1995, mengadakan pertemuan dengan Kepala Kandep. Agama setempat untuk membahas masalah yang terjadi di Jalan Hayam Wuruk dan mencari jalan keluar. Hasil yang diperoleh dalam pertemuan tersebut adalah ormas Islam  dan para alim ulama perlu diajak bermusyawarah agar kasus tersebut tidak  berkembang menjadi lebih parah.
Langkah koordinasi ditempuh oleh pihak kepolisian dengan mengundang para ulama, ormas Islam, dan instansi terkait untuk menangani masalah tersebut. Hasil yang didapat dari pembicaraan beberapa unit tersebut antara lain adalah bahwa pelaku pengrusakan diproses secara hukum; aktif  melakukan penjagaan demi keamanan wilayah; dan membuat naskah kutbah  Jumat untuk dibacakan pada tanggal 24 November 1995. Aparat keamanan, melakukan tindakan pencegahan agar kejadian itu tidak meluas sampai  keluar daerah Pekalongan. Penjagaan cukup ketat dilakukan di jalan yang menuju arah Weleri dan Tegal. Dalam menangani masalah kerusuhan tersebut Muspida dibantu oleh ormas-ormas Islam, para ulama, dan tokoh masyarakat. Kasus amuk massa yang melanda daerah Pekalongan pada bulan November 1995 berpangkal pada kondisi ekonomi, agama, dan kultur yang ada di masyarakat. Kerusuhan tanggal 22-24 November 1995 dipicu oleh pelecehan agama. Di Pekalongan masalah yang ada hubungannya dengan agama itu sifatnya sangat sensitif, mudah tersulut apabila terjadi sedikit penyimpangan. Berkaitan dengan masalah agama islam, di daerah pekalongan berkembang  sebuah aliran yang sifatnya sangat eksklusif. Aliran tersebut tidak mau  menjadi makmum, apabila yang menjadi imam orang yang berasal dari luar kelompoknya. Aliran tersebut pernah dilarang, namun pada tahun 1995 aliran tersebut  muncul lagi. Kondisi ekonomi juga berpengaruh terhadap perilaku  kerusuhan yang terjadi di Pekalongan. Di Pekalongan, banyak aktivitas  bisnis yang dipegang oleh kaum pribumi. Kondisi kewirausahaan warga  pribumi sebagai pemegang kendali ekonomi di wilayah yang terkenal  dengan julukan “kota santri” tersebut mulai goyah sekitar tahun 1970an.  
Para pengusaha batik di Pekalongan dari masa kolonial dikenal sebagai  pengusaha yang ulet, kreatif, dan inovatif. Kondisi seperti itu pada awal  tahun 1980 an eksistensinya mulai diambil para pengusaha Cina (Tionghoa),  sehingga keberadaan para pengusaha pribumi mulai surut. Awal tahun 1980an di wilayah tersebut terjadi pergeseran “pemegang kendali ekonomi” dari pribumi ke non pribumi (Cina atau Tionghoa) yang notabene beragama Nasran
































BAB 111
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat dikatakan bahwa pergolakan-pergolakan seperti di Pekalongan timbul sebagai akibat dari perubahan-perubahan yang sedang terjadi dalam skala nasional. Pergolakan daerah dapat diartikan sebagai reaksi terhadap perubahan yang sedang terjadi. Mengingat sifatnya yang lokal, maka pergolakan-pergolakan ini sering disebut sebagai suatu “revolusi sosial”.
Peristiwa yang terjadi di Karesidenan Pekalongan itu ternyata bukanlah sekedar suatu bentuk kerusuhan yang semata-mata kriminal sifatnya, tetapi lebih dari itu, ia merupakan suatu jenis pemberontakan terhadap situasi. Bergolaknya massa adalah mencerminkan respon terhadap situasi lingkungan yang tengah berubah. Proklamasi dipandang sebagai lambang kebebasan dari segala ikatan. Ikatan politik kolonial, ikatan sosial-ekonomi, dan kultur yang selama masa penjajahan membelenggunya dianggap harus lepas semuanya.
Kerusuhan di Pekalongan yang masih membekas terjadi pada tahun 1995. Ditahun-tahun tersebut, banyak terjadi insiden-insiden kecil yang kemudian berubah menjadi kerusuhan massa ataupun amuk massa. Di sini terlihat masyarakat yang saling curiga dan pelaku kebanyakan ada di usia labil yang cenderung menyelesaikan masalah dengan jalan kekerasan. Kerusuhan di Pekalongan ini sebagai bukti bahwa primordialistik masih kental saat itu. Apalagi ditunjang dengan faktor ekonomi dimana saat itu muncul kekuatan ekonomi Cina dan juga sensitifitas terhadap agama yang kerap memunculkan konflik. Satu hal yang unik terlihat bahwa pada saat itu agama baik tokoh ulama ataupun politik agamanya menjadi panutan dalam masyarakat. Ucapan para kiai akan senantiasa didengar dan dilakukan oleh masyarakat karena memang masyarakat Pekalongan terkenal dengan kereligusannya.

3.3Saran

Jika dilihat permasalahan di Karesidenan Pekalongan pada tahun 1995 maka diperlukan konsep dialog. Diharapkan dalam dialog itu, dihadirkan seluruh komponen masyarakat duduk dalam satu meja untuk membicarakan berbagai persoalan yang muncul. Dengan duduk dalam satu meja itu mereka akan memahami posisi masing-masing dan pada akhirnya seluruh komponen masyarakat itu tidak saling curiga mencurigai.
Ketika kesepakatan terbentuk maka sebaiknya masyarakatpun mematuhi kesepakatan itu dengan segala konsekuensinya. Dan masyarakat harus dibina sifat nasionalisnya agar tahu bahwa kita tinggal di satu wilayah yang sama yaitu Indonesia maka harus ada sifat saling toleransi dan menghargai. Perbedaan bukan sesuatu yang harus selalu ditentang dengan kekerasan. Sebaliknya perbedaan itu harus kita terima kelebihan dan kekurangannya dan sekali lagi toleransi sangat dibutuhkan dikonteks ini.
Untuk aspek politik, diperlukan dialog juga dan diharapkan partai politik dan kadernya tidak menggunakan cara-cara kotor dalam berkampanye. Politik haruslah dibangun dengan jujur, adil, dan beradab. Dengan demikian nilai-nilai perpolitikan antara lain kearifan, kebersamaan, dan komitmen pada konstitusi dan demokrasi bisa terlaksana tanpa kekerasan.













DAFTAR PUSTAKA

Nurdiyanto, dkk. 2004. Kerusuhan di Pekalongan Jawa Tengah 1995 dan 1999. Yogyakarta. Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata

Basri,agus.1995.kerusuhan dipekalongan.Gatra,Edisi 2-8.

Berita acara pemeriksaan saksi,polri wilayah pekalongan 22 November 1995


Jumat, 25 Desember 2015

resep brownies rasa pandan

Assalamualaikum wr wb.


Oke kali ini saya akan kasih resep cara membuat brownies kukus panda ala ibu rumah Simak berikut ini bahan dan cara membuatnya ya:





Bahan –bahan:
·        8 butir telur ayam
·        15 gram sp/TBM
·        100  gram susu bubuk (saya pakai dancow)
·        1 sachet susu kental manis putih
·        150 gram tepung terigu (saya pakai tepung segitiga biru)
·        150 gram gula pasir
·        1 sendok teh  baking  powder
·        150 gram margarine
·        1 sendok makan sari air panda/pasta panda (saya pakai daun  panda parut )
·        Vanili bubuk ½ sendok  the
·         
Bahan  toppingnya:
1.     Keju cheddar parut secukupnya
2.     Butter cream
3.     Buah (saya pakai ceri ,sesuai selera anda)

Cara membuat brownies kukus panda:
1.     Ambil satu wadah  ukuran sedang untuk membuat adonan
2.     Masukan gula pasir,telur dan TBM kedalam wadah
3.     Kocok adonan menggunakan mixer dengan kecepatan tinggi sampai adonan mengental
4.     Masukkan tepung terigu,baking powder dan vanili bubuk sambil diayak
5.     Kemudian masukan susu  kental manis dan susu bubuk lalu tuang margarine leleh,aduk hingga rata
6.     Tambahkankan pasta panda kedalam adonan sambil diaduk hingga berwarna hijau merata
7.     Masukkan adonan kedalam Loyang yang sudah dioles dengan minyak
8.     Kemudian kukus selama lebih kurang 35 menit sampai matang



Sekian postingan kali ini semoga bermanfaat,dan selamat mencoba
Wassalamualaikum wr wb.


resep kue kukus enak rasa pandan

Assalamualaikum  wr wb

Salam kenal,oke terimakasih sudah mampir ke blog saya.Kali ini saya akan memposting tentang  resep membuat bolu kukus ala masakan rumah.Sederhana,praktis,tidak pake mahal,gampang dibuat dan yang pasti enak loh.oke simak berikut bahn dan cara pembuatannya











Bahan-bahan :
·         250 gram terigu segitiga biru
·         250 gram gula pasir
·         265 ml santan (santan sudah dicampur air)
·         2 butir telur
·         1 bungkus vanili
·         1 sendok teh sp (pengembang kue)
·         Sari daun pandan  secukupnya

Cara membuat  bolu kukus rasa pandan:
1.      Kocok telur,gula pasir,vanili,dan SP (pengembang kue)
2.      Masukan santan yang sudah dicampur air,kocok sampai mengembang
3.      Masukan terigu aduk-aduk sampai merata
4.      Masukan sari pandan kemudian aduk hinnga merata
5.      Olesi cetakan dengan minyak goreng
6.      Tuangkan adonan pada cetakan dan kukus lebih kurang 30 menit sampai matang.

Demikian lah resep pembuatan bolu kukus rasa pandan,semoga postingan ini bermanfaat dan selamat mencoba.

Wassalamualikum wr wb

Kamis, 24 Desember 2015

Rintihan Kerinduan (Teruntuk dua malaikatku)




Teruntuk dua malaikatku. . .

Assalamualaikum ibunda ayahanda

Bagaimana  kabar  ibunda  dan  ayahanda  dirumah? Semoga  Allah  swt  selalu memberikan ik ibunda  dan  ayahanda  kesehatan  amin..Aku disini alhamdulillah sehat juga bunda ayah.Lama sekali kita tak bertemu yah bun ayah,sudah hampir 4 bulan  rasa rindu selalu menyelimuti hatiku…sungguh berat rasanya menahan rindu ini bun ayah.Bunda ayah,setiap kali ku mengingatmu aku hanya bisa menangis,dan memohon kepada Allah untuk menjaga dua malaikatku…Anakmu ini yang sudah kuliah masih cengeng bun ayah.Aku masih suka menangis,setiap kali ada masalah aku selalu menyimpannya sendiri aku sedih tapi tak mau menamakan  pada orang lain,aku hanya bisa menangis saatku sendiri.. rasanya ini yang terbaik,karena aku tak mau membagi masalahku keluh kesahku pada orang lain.Biarkan mereka bahagia selalu ya bun ayah
Bunda ayahanda saat ini anakmu sedang bertahan merantau untuk menuntut ilmu dan jauh dari kalian.Anakmu yang sedang dalam perjalanan menuju mimpi,mimpi yang selalu terbesit pada pikiran,hati dan ucapanku..anakmu yang selalu sedang berkutat dalam hal hal membosankan disini.Insyaallah aku bisa bunda ayah melewati semua ini,Allah selalu mengiringi disetiap langkahku.Bunda ayahanda aku disini baik baik saja.Teman teman disini baik padaku,dosen pengampu disini juga baik padaku.Tidak ada yang kasar padaku.Semuanya lembut,meskipun jauh lebih lembut ibunda.
Doakan yah bunda ayahanda semoga anakmu ini menjadi anak yang sukses,cita cita,mimpi mimpi semoga terwujudkan.semoga menjadi wanita yang sholehah berbakti kepada ibunda dan ayahanda.Sekian dulu ibunda insyaallah lain waktu lagi.Aku pamit ibunda ayahanda.Salam rindu untuk kalian..
Wassalamualaikum ibunda ayahanda